Langsung ke konten utama

Mengenali Autis

Kenali Autisme

Anak-anak penyandang spektrum autisme biasanya memperlihatkan setidaknya setengah dari daftar tanda-tanda yang disebutkan di bawah ini. Gejala-gejala autisme dapat berkisar dari ringan hingga berat dan intensitasnya berbeda antara masing-masing individu.
Hubungi profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme, jika anda mencurigai anak anda memperlihatkan setidaknya separuh dari gejala-gejala ini :
 Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya 
 Tertawa atau tergelak tidak pada tempatnya 
 Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata
 Tidak peka terhadap rasa sakit
 Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri.
 Suka benda-benda yang berputar / memutarkan benda
 Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan
 Hiperaktif/melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau
 malah tidak melakukan apapun (terlalu pendiam)
 Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka
 menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan
 daripada kata-kata
 
 Menuntut hal yang sama; menentang perubahan atas hal-hal yang
 bersifat rutin
 Tidak peduli bahaya
 Menekuni permainan dengan cara aneh dalam waktu lama
 Echolalia (mengulangi kata atau kalimat, tidak berbahasa biasa)
 Tidak suka dipeluk (disayang) atau menyayangi
 Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata; bersikap seperti orang tuli
Tidak berminat terhadap metode pengajaran yang biasa
 Tentrums – suka mengamuk/memperlihatkan kesedihan tanpa alasan yang jelas
 Kecakapan motorik kasar/motorik halus yang seimbang (seperti tidak mau menendang bola namun dapat menumpuk balok-balok)

Catatan : Daftar di atas bukan pengganti diagnosa. Hubungi profesional yang ahli untuk memperoleh diagnosa lengkap
Pemutakhiran Terakhir ( Minggu, 24 Mei 2009 23:30 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model-Model Konseling

Rational Emotive Therapy (RET) RET dikembangkan oleh seorang eksistensialis Albert Ellis pada tahun 1962. RET yang menolak pandangan aliran psikoanalisis berpandangan bahwa peristiwa dan pengalaman individu menyebabkan gangguan emosional. Menurut Ellis bukanlah pengalaman atau peristiwa eksternal yang menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung kepada pengertian yang diberikan terhadap peristiwa atau pengalaman itu. Gangguan emosi terjadi disebabkan pikiran-pikiran seorang yang bersifat irrasional terhadap peristiwa dan pengalaman yang dilaluinya. Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah sebagai berikut: 1. Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. 2. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional. 3. Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya. 4. Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan. 5. Berpikir logis dan tidak logis di

Surat Panggilan Orang Tua Siswa

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES   DINAS PENDIDIKAN   SMP NEGERI 03 KECAMATAN LARANGAN   Alamat : Jl. Raya Rengaspendawa Kec. Larangan, Kab. Brebes 52262   Nomor              : 06/S.II.BK /2016 Lamp                : 1 lembar Hal                   : Pemberitahuan Home Visit                                                                                        Kepada :                                                                                    Yth. Orang tua/Wali Murid                                                                                    Dari saudara Alika Marsela S                                                                                    Di Sitanggal Dengan hormat, Dengan ini kami menugaskan : 1.       Akhmad Fauzi S.Pd            NIP. 2.       -                              Selaku Staf Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Kecamatan Larangan untuk mengadakan kunjungan ke rumah saudara pada : Hari    

Guru BK tak Perlu Beri Solusi

Guru BK tak Perlu Beri Solusi Guru bimbingan dan konseling (BK) harus mampu membantu siswa memecahkan masalahnya sendiri. Guru BK tidak perlu memberikan solusi atas masalah para siswa tapi menjadi pendengar yang baik dan memberikan arahan-arahan. Prof. Dr. H. Sofyan S. Willis, M.Pd., mengatakan hal itu kepada ”PR” di sela-sela lokakarya “Konselor Sekolah” di SMAN 5 Bandung, Jl. Belitung, Menurut dia, solusi yang diberikan guru malah belum tentu menjadi yang terbaik untuk para siswa. “Tidak ada yang dipecahkan pembimbing. Siswa harus memecahkannya sendiri atas bantuan guru,” ujarnya. Staf pengajar pada program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia itu mengatakan, guru BK bisa saja memberikan usulan tapi tidak dalam bentuk nasihat. “Alternatif bisa diusulkan guru, tapi siswa tetap yang harus memikirkan. Yang baik, alternatif juga dari dia (siswa-red),” ungkapnya. Selain terlalu sering memberikan nasihat, katanya, ada beberapa hamba